Sisi diri kita yang lain...

Kita bersikap pengasih, penyayang, mengambilberat dan segala yang baik terhadap keluarga kita. Kita tak suka bila ada orang lain 'memandai-mandai' menegur tingkah laku anak-anak kita. Kononnya kita dah berikan segala yang terbaik untuk anak-anak. Dah cukup kita mengajar anak-anak kita. Orang lain tak perlu sibuk!

Satu ketika, kita tiba-tiba menghairankan keluarga kita. Kita tak lagi peduli pada anak-anak yang selama ini amat kita kasihi, sayangi. Kita menjadi baran tiba-tiba. Anak-anak tidak lagi menjadi penawar kepada segala resah. Sewaktu tiba di muka pintu sebaik pulang dari tempat kerja, anak-anak yang melompat-lompat menyambut kepulangan dirasakan sebagai penambah beban. Kita biarkan anak-anak terpinga-pinga kerana tidak lagi dipedulikan. Kita tinggikan suara terhadap anak-anak yang tak mengerti apa-apa dengan alasan kita 'penat'.

Rupa-rupanya, di sebalik perubahan sikap itu... Kita telah mula mencurahkan segala 'kebaikan' kita kepada orang lain. Kononnya 'orang lain' itu lebih memerlukan perhatian kita. Lebih perlukan simpati kita. Lebih memerlukan segala 'kebaikan' kita. Maka kita pun dengan segala senang hatinya mengalihkan perhatian kita.

Malangnya, kita tak pandai bersikap adil. Tidak salah untuk bersimpati kepada orang lain. Tapi, bukanlah dengan menggadaikan seluruh perhatian dari keluarga sendiri kepada orang lain itu. Mengapa pula harus berputar sehingga 360 darjah??? Lebih malang, bila peralihan itu melibatkan 'perasaan'. Maka terbiarlah keluarga yang selama ini menjadi nadi kehidupan kita. Tanpa segan pula, kita mencipta alasan-alasan yang semuanya demi 'menghalalkan' tindak tanduk kita.

Janganlah satu hari nanti, bila orang lain yang kita curahkan perhatian itu, mencari perhatian yang lain... barulah kita terhegeh-hegah mencari silap sendiri....